Kamis, 09 Januari 2014

FITRA: APBD Jatim Bocor Rp 172 Miliar

Radar Publik
JATIM - Anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) Jawa Timur disebut mengalami kebocoran hingga Rp 172 miliyar. Pengelolaan uang negara tersebut dinilai kurang transparan, kecenderungannya hanya 20 persen.

Koordinator Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) Jatim Ahmad Dahlan mengatakan, pihaknya mendapatkan laporan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), banyak dana dana hibah yang tidak bisa dipertanggungjawabkan penggunaannya.

“Penerimaan dana hibah yang belum dipertanggungjawabkan sebesar Rp 51,3 miliyar,” kata Dahlan, Senin (30/9).

Tertutupnya informasi pendanaan dan akuntabilitas pengelolaan APBD, menurut Dahlan, membuka peluang terjadinya penyelewengan anggaran.

Ditambah, minimnya kontrol dari publik terhadap proses perencanaan dan pelaksanaan kegiatan yang menggunakan dana tersebut.

Berdasarkan data FITRA, pada 2012, temuan merugikan keuangan negara sebesar Rp  172 miliyar yang bersumber dari lima sektor, diantaranya penyertaan modal pada PT Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Jatim diperkirakan Rp 96,3 miliyar.

Kemudian, perjalanan dinas luar daerah dari 8 instansi pemprov menelan kerugian Rp 21,7 miliyar. Pelaksanaan sejumlah proyek pengerjaan Rp 1,79 miliyar dan program pengembangan sumber daya perikanan yang tidak sesuai kontrak menelan Rp 1,74 miliyar.

“Mendekati Pilgub 2013, penggunaan APBD kental memang kental dengan nuansa politis,” ujarnya.

Menurutnya dana hibah selalu meningkat menjelang proses pemilukada. Dia menyebutkan, pada 2011 lalu, Pemerintah Provinsi Jatim hanya menggelontorkan Rp 1,1 triliun, namun di 2012 naik 400 persen hingga Rp 4,1 triliun.

Dia menjelaskan, tidak ada transparansi pencairan uang itu ke penerima hibah. Baik dari mekanisme pemberian maupun seleksi penerimanya, sehingga, ujarnya, wajar kalau anggaran untuk dana hibah yang tak jelas pertanggungjawabannya. (Gus Nyoto)

Minggu, 08 Desember 2013

TKI Diciduk Terkait Penyelundupan Narkoba

Radar Publik Senin, 9 Desember 2013.
DENPASAR - Lasminah (44), seorang Tenaga Kerja Indonesia asal Ciamis, Jawa Barat ditangkap di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali karena diduga bagian dari jaringan narkoba internasional.

Penangkapan terhadap Lasminah oleh petugas Bea Cukai karena diduga terkait dengan penyelundupan sabu seberat 3,2 kilogram yang melibatkan Ihah Sulihah Uju TKI lainnya yang lebih dahulu ditangkap.

"Penangkapan ini merupakan pengembangan dari tersangka pertama," sebut Kepala Kantor Bea Cukai Ngurah Rai Made Wijaya dalam keterangan resminya, Minggu (8/12/2013).

Petugas menangkap Lasminah tak lama setelah mendarat di terminal kedatangan internasional Bandara I Gusti Ngurah Rai, sekira pukul 16.21 Wita.

Dia datang dari penerbangan India-Singapura dan Denpasar dengan menumpang pesawat Garuda GA 843.

Hanya saja, saat dilakukan pemeriksaan terhadap barang bawaan dan badan petugas tidak menemukan barang bukti dari Lasminah.

Dari pengembangan kasusnya, petugas menduga Lasminah masih satu jaringan peredaran narkoba internasional dengan Solihah.

Sebelumnya pada Sabtu (7/12), petugas menangkap Ihah Solihah Uju usai mendarat dari penerbangan Singapura dengan pesawat Singapore Airlines SQ 942 dari Singapura.

Dari pemeriksaan, petugas menemukan serbuk kristal berupa sabu 3,2 kilogram yang disembunyikan di dasar bagasi tas jenis travel bags warna hitam milik Ihah. (put)

Jumat, 29 November 2013

5 Polisi Coba Peras Bandar Narkoba, Propam Periksa 6 Saksi

Radar Publik Sabtu, 30 November 2013
SURABAYA - Petugas Propam Polda Jawa Timur memeriksa enam saksi terkait percobaan pemerasan bandar narkoba oleh lima oknum anggota Polres Sidoarjo. Enam saksi tersebut termasuk istri tersangka SH, bandar narkoba asal Gempol, Pasuruan.

"Masih dilakukan pemeriksaan di Bid Propam Polda Jatim. Hingga saat ini sudah ada enam saksi yang diperiksa," kata Kasubbid Penmas Polda Jatim, Kompol R Bambang, kepada Wartawan, Sabtu (30/11/2013).

Istri tersangka SH, diperiksa karena membawa uang yang diminta lima oknum anggota polisi itu. Kemudian, dua tokoh masyarakat yang berperan meminjami uang kepada istri tersangka. Selain itu, Iptu T yang diduga mengetahui ikhwal terjadinya dugaan pemerasan. Serta beberapa saksi lain termasuk SH.

Bambang menjelaskan, setelah menerima telefon dari SH, istrinya langsung menghubungi dua tokoh masyarakat ini untuk meminjam uang tebusan. Sebab, dari deal antara lima oknum polisi dan tersangka SH muncul disepakati nominal Rp100 juta.

Setelah uang didapat, istrinya langsung bertemu dengan tersangka dan lima anggota polisi di salah satu hotel di kawasan Sidoarjo. Belum sempat uang diserahkan, anggota polisi yang lain menggerebeknya.

Bambang mengatakan uang yang dibawa istri tersangka tidak sampai Rp100 juta. "Uang yang akan diserahkan sekira Rp40 jutaan. Enggak ada Rp100 juta kok. Itu masih rencana. Jadi lima anggota polisi ini belum menerima uang tersebut," katanya.

Menurut Bambang, lima anggota Polres Sidoarjo itu melakukan pelanggaran disiplin. Kendati demikian, sanksi yang dijatuhkan masih menunggu keputusan penyidik Bid Propam Polda Jatim.

"Lebih pada pelanggaran disiplin karena tindakan pidana berupa pemerasan belum terjadi," tukasnya.

Sementara itu, tersangka SH menjalani pemeriksaan di Polsek Gempol dengan jeratan sebagai pengedar narkoba.

Diberitakan sebelumnya, lima anggota Satreskoba Polres Sidoarjo ditangkap setelah melakukan percobaan pemerasan terhadap bandar narkoba berinisial SH. Mereka adalah Briptu Kus, Briptu AF, Bripka RO, Brigadir AL, dan Brigadir AL. (Tim Sus)

Kamis, 28 November 2013

Sekolah Dihantam Puting Beliung, Siswa Terpaksa Belajar di Mushola

Radar Publik,Kamis, 28 November 2013.
GRESIK - Puluhan siswa SMP Negeri Duduk Sampean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, terpaksa mengikuti proses belajar di musala sekolah. Ruang kelas mereka tidak bisa dipakai usai dihantam puting beliung Rabu 27 November malam.

Ada empat kelas yang rusak akibat terpaan angin tersebut. Kerusakan bervariasi mulai dari ataf, plafon, hingga bangunan yang roboh.

Sebagian siswa bergotong royong membersihkan puing bangunan yagn berserak. Sementara sisanya, tetap belajar namun bukan di kelas melainkan musala. Sebenarnya musala itu juga mengalami kerusakan, namun tidak parah.

Anak-anak diharuskan mengikuti pelajaran meski di musala, lantaran tak lama lagi ujian akhir semester berlangsung. “Kami terpaksa pindahkan anak-anak belajar di musala. Mereka harus tetap berlajar, sebentar lagi ujian akhir semester (UAS),” ujar Zakaria, Kepala Sekolah SMP Negeri Duduk Sampean, Kamis (28/11/2013).

Seorang siswa mengaku tidak bisa tenang belajar di musala tersebut, karena seluruh ruangan di sekolahnya rusak. “Tidak bisa belajar, ruangannya pada rusak. Musalanya juga,” aku Renaldi, seorang siswa.

Peristiwa tersebut diperkirakan menyebabkan kerugian hingga ratusan juta rupiah. (Krisna)

Selasa, 26 November 2013

Asap Keluar dari Kuburan Tua Hebohkan Warga

Radar Publik (Selasa, 26 November 2013)
PROBOLONGGO - Area pemakaman Islam di Kelurahan Jrebeng Lor, Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo, Jawa Timur, menjadi perhatian warga. Mereka penasaran setelah mendengar cerita ada sebuah makam yang mengeluarkan asap. Bahkan, air yang menggenangi sekitar makam menjadi panas dan mendidih.

Aroma seperti bahan kimia calcium karbonat atau gamping pun tercium di sekitar makam.

Untuk memastikan penyebab munculnya asap, warga menyulutkan api. Namun setelah disulut, tanah yang mengeluarkan asap tersebut tidak menghasilkan api.

“Ada asap. Semalam bahkan ada apinya, tapi tidak tahu kenapa bisa begini,” ujar Saleh, warga sekitar, Selasa (26/11/2013).

Warga, lanjut dia, sempat menduga asap tersebut berasal dari tiang lampu. Namun, setelah dites, tidak ada aliran listrik atau kabel terbuka pada tiang tersebut.

Menurut Saleh, asap sudah muncul sejak Senin malam. Saat itu, warga yang melintas melihat ada percikan api dari makam. Setelah itu muncul kepulan asap. Pagi harinya warga mencoba memastikan, namun api sudah tidak ada, melainkan hanya semburan asap dan genangan air yang panas.

Pihak kelurahan setempat sudah melaporkan kejadian ini ke instansi terkait untuk diteliti, apakah asap berasal dari listrik atau ada sumber gas di bawah tanah. (DW)

Minggu, 24 November 2013

Diduga Sebarkan Aliran Sesat, Ponpes Santri Luwung Dibakar

News facebook, Senin (25/11/2013)
SRAGEN - Ratusan massa melakukan aksi penyerangan ke sebuah Ppondok Pesantren (Ponpes) Santri Luwung yang terletak di Dusun Bedowo, Desa Jetak, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, Jawa Tengah.

Selain melakukan penyerangan, massa juga nekat melakukan pembakaran ke Ponpes yang diduga mengajarkan aliran sesat. Untungnya dalam insiden bentrokan tersebut tidak menimbulkan korban jiwa.

Meski demikian selain memaksa ratusan personil gabungan Polres Surakarta turun untuk meredam, bentrokan tersebut juga memaksa Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Dwi Priyatno terjun langsung.

Informasi yang berhasil dihimpun Wartawan, Sabtu (24/11/2013), aksi penyerangaan disebabkan massa yang berasal dari salah satu ormas kecewa, karena hingga saat ini padepokan pimpinan Anto Miharjo atau Gus Anto yang diduga menyebarkan aliran sesat biasa digunakan untuk wiridan dan dzikir tersebut masih tetap beraktifitas.

Massa yang datang langsung merusak dan membakar Pendopo Ponpes Santri Luwung. Selain melakukan pembakaran, massa juga memblokir jalan dengan menggunakan pohon yang sengaja ditaruh melintang di tengah jalan. Sehingga upaya mobil pemadam kebakaran untuk memadamkan api tersendat.

Setelah massa dan aparat melakukan negosisasi, massa baru mengijinkan mobil pemadam masuk untuk memadamkan api yang terus membesar dan melahap sebagian Pendopo Ponpes Santri Luwung.

Plt Kesbangpolinmas Pemkab Sragen, Suharto mengatakan pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan aparat kepolisian untuk meredam massa.

Pihaknya juga masih menunggu bantuan dari Brimob Solo untuk membantu mengendalikan keadaan. Alasannya, massa terus melakukan perlawanan agar aparat tak bisa masuk menuju ke lokasi.

"Kita terus berkoordinasi dengan aparat agar aksi massa ini bisa segera diredam,"ungkap kepada wartawan.

Lebih jauh, dia menyampaikan tidak ditutupnya padepokan tersebut lantaran belum ada fatwa dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menyatakan ajaran dari Ponpes Santri Luwung, Padepokan Bumi Arum, sesat. (Damar Wulan)